Berikut ini adalah dua tulisan terakhir 3 tahun yang lalu. Terinspirasi dari teori deprivasi-nya Lacan..hehehe..tapi sedikit diplesetkan. Saya akui corat-coret tersebut adalah cara saya mengatasi kejenuhan dalam mengerjakan skripsi. Ketika tidak tahu lagi apa yang harus ditulis, ketika mentok pada suatu teori tertentu, atau ketika benar-benar merasa 'sendiri'. Tetapi ini efektif dalam mengeluarkan ide-ide yang berkaitan dengan skripsi (setidaknya untuk saya..hehehe). Mungkin kalian punya cara-cara sendiri..silahkan dinikmati :
Kidung Anak Malang (bag satu)
Cerita orang tua “anak ini tak berpunya satupun kelebihan”
Ketika kecil dia sangat sok karena sempitnya pikiran
Ketika kecil yang kedua si anak menjadi bingung
Tak terima dengan segala kekalahan
Ia masih belum sadar sepenuhnya.....
Luasnya dunia tak dianggapnya ada
Dunia adalah dirinya sendiri
Ketika semua ingin dan angan menjadi satu kenyataan
Tapi dia lupa cerita orang tua “anak ini tak berpunya satupun kelebihan”
Kidung Anak Malang (bag dua)
Ketika diperolehnya pikiran
Ia masih belum sepenuhnya tahu
Apa itu suatu hubungan antar manusia
Karena “anak ini tak berpunya satupun kelebihan”
“Tak berpunya kelebihan?” Kata si anak. “Itu menurut kalian!”
“Akan kubuktikan aku masih ada tatkala tiada kelebihan satupun
karena kelebihan ini hanya aku yang tahu”
Itulah angan yang ingin dimunculkan si anak pada orang-orang busuk itu
Tapi ia lupa itu hanya ada diangannya tanpa satupun yang menjadi ada
Karena dalam hubungan antar makhluk busuk
Kebusukan satu dengan yang lain adalah ketika ada tuntutan yang harus ada
Kebusukan itu menjadi manis ketika dimunculkan harapan
Ketika si anak berpikir bahwa itulah realitanya
Sebenarnya ia hanya menjadi bagian realita belaka untuk menuju kesenangan orang-orang busuk
Selengkapnya...
Rabu, 11 November 2009
Coretan Terakhir 3 tahun Lalu
Selasa, 10 November 2009
Saat itu Astore masih ada (2)
Ini adalah lanutan coretan tiga tahun lalu. Kalau sebelumnya berjudul "Dualitas Dalam Diriku", maka untuk lanjutannya ini saya beri judul Ke-munafik-an. Bisa dibilang ini adalah proses saya dalam mempelajari salah satu sifat dasar manusia yaitu munafik. Silahkan dibaca...
KE-MUNAFIK-AN
Ketika langit berpaling aku menantang
Tatkala langit terlelap aku berkacak pinggang
Apa yang hendak kau lakukan padaku wahai langit
Ketika langit menantang aku lari tunggang langgang
Ketika langit mencengkeram aku mendusta
Kaulah segalanya di dunia ini wahai langit
Seperti tatkala sang mentari berjubahkan busana pertamanya
Aku tak mampu menantangnya
Namun ketika sang mentari mulai menanggalkan baju dunianya
Aku berada persis di belakangnya
Selengkapnya...
Minggu, 08 November 2009
Saat itu Astore masih ada
Berikut ini adalah rangkaian kata-kata 3 tahun yang lalu. Puisi bukan, sajak juga bukan. Tulisan ini saya buat ketika saya sedang puyeng mikirin skripsi yang ga kelar2. Lha karena puyeng, sendirian, trus ngap ngop kayak orang bego di kamar seorang kawan, maka jadilah corat-coret ini.
Dualitas Dalam Diriku
Ketika aku menolak, inginku semakin memuncak
Ketika aku percaya, sombongku melarangnya
Dalam lelap aku tersadar akan mimpi
Antara khayalan dan kenyataan
Sedang menurutku dunia ini hanya khayalan
Untuk apa aku hidup
Diriku yang lain mengharamkannya
Apakah berkhayal dan melamun adalah suatu dosa? Tanyaku...
Ya..., jawabnya.
Apakah dosa ketika aku tak percaya pada ke-Ada-an? Tanyaku lagi.
Ya..., jawabnya.
Kenapa?
Ke-Ada-an adalah yang menciptamu...
Atas dasar apa?
Cinta dua insan....
Apakah cinta dua insan itu?
Dasar dari cinta antar insan.....
Sebuah dasar!!! Gugatku... Dasar dari semua insan adalah nafsu.
Nafsu? Tanyanya
Ya....,jawabku
Selengkapnya...
Minggu, 08 Februari 2009
How To Hack
Tutorial hack ini adalah hasil diskusi dengan Arie 'Celup' dan Chiko McGonagal ups sorie Chiko McCormick maskudnya. Tidak ada maksud apa-apa kecuali untuk iseng sekaligus media bagi orang pendendam. Selamat mencoba.
nih gw kasih tutorial nge-hack yang oke punya :
1. pastikan lo kebelet berak
2. segera ke WC, tp d sembarang tempat lebih ok
3. ambil tokai lo dikit aj
4. tempatkan tu tokai d keyboard temen lo ato warnet
5. gw saranin taroh di huruf vokal (a,i,u,e,o)
6. voila...ada yg megang tokai kita deh..
7. berharaplah dia ngupil abis megang tu keyboard..
Selengkapnya...
Rabu, 14 Januari 2009
turun..!!
pak'e besok bbm turun
pak'e celanaku kedodoran mau turun
burungku keliatan!
mak'e besok bbm turun
mak'e ingusku naik turun
obat ku mana?
pak'e besok bbm turun
pak'e banyak poster naik turun
itu wajah siapa?
mak'e besok bbm turun
mak'e yang lain tidak mau turun
aku rebutan makan sama ayam!
Selengkapnya...
Minggu, 11 Januari 2009
[Lagi] Kisah Walang Sange'
Bangsat..balik kerja body gw rasanya mo ancur, mata juga dah blawur ga karuan. Rasanya
pengen segera tidur, terlelap, sukur bisa mimpi berdansa dengan Marylin Monroe ato
Madona, yah selip dikit ma Eva Arnas juga gpp.
Tapi tiba-tiba..wuuuusszzzz..datang deh tamu ga di undang. The One and Only, the most
fucking un-honorable Mr. Walang Sangemon a.k.a si Walang Sange.
"Malem bos, baru balik tah?" dia mulai bersuara.
"Iya, mo tidur nih, capek."
"Yah kok mo tidur bos, dah jauh-jauh nih dateng ke sini, gw ada cerita bagus nih bos,
katanya dulu pengen denger cerita-cerita gw lagi."
"Mang lu mo cerita apa? Kalo ga menarik males gw."
"Kalo gitu kita ke cafe dulu dong bos, biar ngobrolnya enak."
"Cafe matamu!!! Udah ke burjo aja, kaum bromocorah kayak kita ga cocok ke cafe."
"Ya elah bos, masak ya ke burjo."
"Udah ga usah banyak protes, gw lagi males keluar jauh-jauh, masih capek gw njing."
"Ya udah lah ke burjo jg gpp, yang penting bisa ngopi ma ngrokok."
Jadilah kita berdua pergi ke burjo malam itu. Untung tu Walang busuk mau diajak ke
burjo, kalo tetep ngeyel ngajak ke cafe gw sate juga dia.
"Gw gagal audisi bos, sedih nih."
"Lah, lo ni mo cerita apa curhat sebenernya?"
"Gw tu pengen curhat dulu bos. Abis tu baru deh gw cerita. Sumpah boy gw lagi sedih ini
mah."
"Walang Sange' kayak lo punya hati juga tah?"
"Wah ya jangan gitu dong bos, gini-gini gw juga belajar ilmu sosial. Yah
sedikit-sedikit juga punya hati lah bos."
"Ya udah gw percaya aja ma lo, trus lo tadi mo curhat apa? Lo ikut audisi apaan? Idol-idol gitu ya?"
"Bukan idol-idol gitu bos, itu mah ga masuk hitungan gw. Mang gw kambing kurban dinomorin gitu. Yang gw ikutin tu audisi kelas Anjing bos."
"Anjing apaan? Malah lebih parah dari kambing tuh"
"Gini bos, beberapa waktu lalu gw pergi ke Amerika bos, yah tau sendiri tu negara abis
pemilu. Trus yang menang juga udah ketebak. Nah kabarnya dia kan terus butuh first dog
gitu kan. Gw iseng-iseng lah masukin proposal ke gedung putih agar dijadiin first
dog-nya Obama."
"Ntar deh, ga salah tuh lo kan belalang, yang ada lo tu harusnya dijadiin first locust
aja. Tapi jadi first locust yang bakal di mutilasi."
"Lah kan bos sendiri yang kadang manggil gw ANJING!!!"
"Abisnya enak sih misuh-misuhin lo itu."
"Eh bos apa gw kawin aja ya ma anjing?"
"Lah ga ngaca tah lo ni, jangankan anjing, burisrawa juga ogah kawin ma lo. Tapi gpp
juga sih, daripada lo kawin ma walang betina ntar malah dibantai ma bini lo sendiri. Lo
tu cocoknya ma anjing kudisan boy."
"Iya bos kudisan jg gpp, kudisan gitu kan kesannya lebih seksi."
"Nah..emang sakit lo ni. Seksi ndas mu."
"Tapi ngomongin cewek ya bos, gw tu dari dulu demen lah ma mbak Carla."
"Carla sapa?"
"Ya Carla Bruni-lah bos bininya Sarkozy, Carla sapa lagi mangnya, wah ga' ngerti lo ni
bos."
"Nah ngehe lo, kalo itu gw juga tau. Lo ni makin ga jelas aja, bang Roman aja mpe
ditolak-tolak ma doi. Apalagi belalang setengah bangke kayak lo."
"Weit jangan salah bos, gw ni ga kalah ma si Roman, lha wong Sarkozy aja nunduk-nunduk
ma gw."
"Ya gimana ga nunduk-nunduk, lha wong ngomong ma belalang mini. Kayak gw percaya
omongan lo aja, wong ke Prancis lo ni cuman numpang berak di museum."
"Nah sekarang ngomongin masalah berak nih bos, gw cabut dulu ya kebelet nih."
"Bajingan lo...."
[entah bersambung entah ngga'..moga walang sange'-nya mati]
Selengkapnya...
Kisah Walang Sange' (The Return)
Rokok baru aja gw nyalain, komputer jg dah nyala, baru aja mo dengerin alunan uncle Bob via winamp tiba-tiba nangkring si walang sange' di depan pintu kamar kos. Seperti biasa doi cengar-cengir ga karuan sok kecakepan.
"Alow bro pa kabar?"
"Baik". Jawab gw singkat.
"Lagi sibuk tah, ngidupin komputer segala sok sibuk banget sih. Kayak gw dong mingu-minggu gini santai aja".
"Hmmm..ga berubah lo ni ya, komentar aja kerjaannya. Urusan gw lah mo ngapain".
"Wei sabar bro, gw kesini cuman mau berbagi kisah aja".
"Kisah apa lagi, paling juga kisah Anjing setengah Kucing dari Praha lagi, males gw dengernya".
"Ini kisah baru bro, emang sih kejadiannya pas gw balik dari Praha juga".
Seperti biasa tanpa meminta persetujuan dan permisi mulailah si Walang Sange' ngoceh ga karuan. Kira-kira gini nih ceritanya, kata-kata yang di dalam kurung itu komentar gw ke tu makhluk gila, oke. Just read it;
"Bos pas gw balik dari Praha gw mampir ke Jerman, kebetulan lagi festival bir gitu lah. Ya secara gw ni gaul kan (walah gaul, tetep aja lo ni walang sangemon yang ga jelas) gw banyak temen di Jerman, nah gw ikutan tuh festival minum bir mpe ga karuan rasanya. Anjrit berasa jadi ras Arya gw bos, berasa jadi Hitler pokoknya". (hmmm..kok ga mati aja lo sana jadi fasis).
"Berhubung waktu gw sempit gw ga bisa lama-lama di Jerman bos. Undangan Oliver Kahn aja mpe gw tolak" (iya, itu undangan buat ngegoreng lo jadi kripik belalang, itung-itung nyari kegiatan pasca pensiun dari dunia sepak bola). "Trus pas mau balik ke negeri sendiri tiba-tiba gw inget belum beli oleh-oleh buat sodara dan kawan-kawan". (kayak lo ngasih gw oleh-oleh aja).
"Nah jadilah gw mampir ke Prancis beli oleh-oleh, tapi kan ga lengkap kalo ke Perancis tapi ga ke museum-nya. (kayak lo ngerti museum aja, paling juga lo numpang boker di museum). "Hehehe..kok tau sih bos gw cuman numpang boker disana". (ya tau lah, lha ke museum di negeri lo sendiri aja lo ga pernah, kata lo ga keren maen ke museum). "Hehehe..iya bos tapi kalo ke museum yang di Perancis kesan-nya keren-keren gimana gitu." (makan tu kesan ma keren, emang busuk lo ni dasarnya).
"Udah ah bahas museum-nya, abis boker di museum gw kan jadi laper tuh bos, nah gw mampir lah ke cafe di sana. Gw sebelahan ma penulis gitu bos.
Dia cerita kalo lagi bikin novel tentang perang 30 tahun ato apalah gw mah ga ngerti. Nah dia juga cerita tentang Le Clezio, lha gw kan ga tau siapa tuh Le Clezio, pas gw nanya eh malah diketawain ma tu penulis. Karena malu langsung aja gw tinggal pergi. Pikir gw kan, alah baru juga jadi penulis udah sombong, ngetawain orang, sangka-nya saya ga bisa nulis apa". (emang lo bisa?). "Ya bisa dong bos, nulis cek buat nyuap pejabat gw mah paling jago". (hmmmm...babi lo). "Bukan babi bos tapi belalang". (terserah lo lah congor).
"Udahan ah bos ceritanya, ntar gw sambung lagi kalo mampir ke kos lo."
"Cabut dulu bro..". (cabut-cabut..pohon sebelah aja lo cabut sono).
"HEHEHE".
Selengkapnya...
Sabtu, 10 Januari 2009
Si Bangsat & Warna Hari [2]
Yang Dirayakan Hampir Tiba
Si Bangsat berjalan dibelakang Warna Hari, tidak seperti biasanya yang selalu berdampingan. "Woi kampret jangan cepet-cepet jalannya, kaki gw masih sakit".
Warna Hari diam saja, terus berjalan menyusuri lorong tempat manusia kardus hidup. Lorong itu kini nampak lebih semarak dari biasanya dengan umbul-umbul, bendera warna-warni, simbol-simbol hingga poster-poster wajah. Maklumlah karena yang dirayakan hampir tiba, maka lorong itu menjadi ada.
"Hoi Bangsat, cepetan dikit sih jalannya."
"Sabar kenapa."
"Ntar kita cuman dapat sisa aja."
"Halah biasanya juga cuman makan dari sisa-sisa sampah aja."
"Tai lo!"
"Lo itu yang tai!"
Mereka berdua terus berjalan, tak mereka pedulikan senyum-senyum palsu dari poster-poster yang dipasang di sudut-sudut gang. Senyuman yang lebih mirip seringai Dracula.
"Ah ganggu pemandangan aja nih poster, pada sok kecakepan".
"Udahlah Bangsat, ntar kita juga dapet duit dari orang-orang yang di poster itu."
"Yah apa gunanya dapet duit, kaos trus nasi bungkus kalo cuma 5 tahun sekali."
"Ah tau lah."
Mereka terus berjalan, poster-poster senyum palsu tetap diam. Bumbu-bumbu janji, slogan perubahan, visi misi dan tetek bengek lainnya tak membuat mereka menoleh. Poster-poster itu tetap saja diam, bersaing dengan iklan-iklan murahan, iklan aborsi, sedot WC, hingga berhimpitan dengan vandalisme bocah-bocah.
Suara biduan dangdut mengalun dari sound system yang sember, manusia-manusia kardus asik bergoyang di tanah lapang ujung gang pinggir jalan besar. Mereka bergoyang mengikuti nyanyian sang biduan seksi berbalut busana murahan. Terkadang deru kendaraan berat yang lalu lalang menenggelamkan suara sang biduan, namun manusia-manusia kardus terus bergoyang. Mereka terlihat mengenakan kaos yang sama dengan gambar dan nomor yang sama. Melupakan sejenak beban hidup meski tak tahu mereka sedang diapakan oleh tangan-tangan tak terlihat.
Akhirnya si Bangsat dan Warna Hari sampai juga di tanah lapang itu. Mereka ikut bergoyang, tak peduli dengan poster, umbul-umbul, bendera, slogan-slogan tai dan janji-janji busuk.
Selengkapnya...
Kisah Walang Sange'
Sudah dua hari terakhir ini saya kedatangan tamu dari dunia ga jelas. Sebut saja namanya walang sange', dia ngakunya abis jalan-jalan keliling dunia terus nyasar ke kamar ku. Tiba-tiba tanpa disuruh dia pun mulai ngoceh-ngoceh ga karuan. congor. Tapi ceritanya ternyata bagus juga. Setelah tanpa melalui proses editing sedikit pun cerita si walang jadinya kayak begini;
"Woi pren kenalin nih nama gw walang sange, udah setengah tahun aku keliling dunia, eh tidak taunya nyasar ke kamar setan ini" (bangke ni walang ngatain kamar ku kamar setan).
Dia melanjutkan, "Tau ga lo, gw ketemu anjing eh kucing eh anjing eh kucing, ah tau lah pokoknya gw ketemu anjing yang namanya kucing pas gw mampir ke Praha, si doi (anjing bernama kucing) lagi nangis merana di ujung jalan depan bangunan tua yang katanya paling bersejarah di Praha. Langsung gw samperin trus gw tanya 'ngapain lu njing nangis di sini kayak ga ada tempat lain aja?' eh si doi ga nyaut, gw teriakin lagi 'woi anjing!!!budek lo ya!!!' nah dia masih diem aja. Karena kesel gw towel aja tu pantat anjing 'woi anjing lo budek ya?'. Si doi lalu cepet-cepet ngusap tu air mata 'lo ngomong ma gw?' ya iyalah congor masak ngomong ma kucing. ' Nah lo kok tau nama gw kucing'. @!#$#@%^&%.
Akhirnya jelas juga tuh masalahnya. ternyata selama ini tu anjing ga tau kalo dia itu anjing,tau nya dirinya itu ya kucing. Suaranya pun dah mirip kucing (miauw miauw, tapi kadang ada jeda cegukan pada intonasinya dan pada ambilan nada do=re). Selidik punya selidik ternyata si doi emang anjing sial. Waktu kecil dia dipungut oleh pecinta kucing, diajarinlah si doi ini tata krama kucing. Lama-lama terciptalah sosok kucing dalam diri si anjing. Sampe pada akhirnya tiba masa kawin bagi si doi (eh si doi ini cowok lho).
Si doi pun mulai merayu-rayu kucing betina, sekali di tolak, dua kali ditolak, sampe akhirnya seluruh kucing di praha abis. Dia pun mulai meratapi nasib menahan gelora iblis sange' di dalam dirinya. Suatu ketika dia berjalan di jalan tempat ia menangis sekarang, ceritanya 4 tahun yang lalu ada seekor anjing betina yang sedang menyeberang jalan. Kontan saja si doi naksir berat ma tu anjing. Mungkin karena gelora iblisnya yang begitu mengganas, akhirnya sisi anjingnya ngalahin sisi kucing nya.
Mereka akhirnya kenalan, sampe si doi ngomong kalau dia ga bisa berperilaku layaknya anjing, karena jiwanya adalah kucing dan namaku adalah kucing kata si doi. Si anjing betina menjawab 'bang inget ga apa kata Om Shakespeare 'what's in a name? that which we call a rose by any other word would smell as sweet'.
Si doi melongo ga tau mesti ngomong apa lagi karena ia ga tau artinya, namun seperti kata Om Brouwer yang intinya laki-laki agar tetep keliatan mantab di depan cewek harus berperilaku layaknya tau segalanya ketika berada di depan perempuan. Aih Om Brouwer itu sungguh lucu. Nah setelah perkenalan itu mereka akhirnya sering berkencan di tempat pertama mereka bertemu, di ujung jalan depan gedung paling bersejarah di Praha. Pada pertemuan 2 tahun yang lalu ketika langit Praha digelayuti mega mendung, tiba-tiba langit Praha tak mampu menahan beban air mata.
Mereka berjanji untuk menikah. Ketika hari suci yang mereka nantikan datang, tampak si doi terlihat segar dengan setelan tuxedo menunggu sang pujaan anjing. Dari jauh tampak si anjing betina berlari dengan anggunnya dalam balutan gaun pengantin layaknya dalam runaway bride. Namun sejurus kemudian tampak kereta kuda melintas tepat ketika si anjing betina ingin memeluk si doi. Ya tau sendirilah si anjing betina mati dan merataplah si doi tiap tahun di ujung jalan itu mengenang satu-satunya anjing di Praha yang dengan tulus mencintainya. Yah gitulah bos oleh-olehku dari Praha" tutup si Walang Sange'.
Selengkapnya...
Si Bangsat dan Warna Hari
Warna Hari dan si Bangsat sedang berjalan, menyusuri gang demi gang, lorong demi lorong, terus berjalan. Setiap lima langkah berhenti, tidak berpikir, menoleh. warna hari berkata "hari ini berwarna merah lagi".
"Bangsat" si Bangsat menyahut. "Kenapa warna itu mengikuti kita?", si Bangsat bertanya. "Karena kita sedang terluka, luka yang dalam, tapi setidaknya kita terjauh dari warna biru sat", timpal Warna Hari. "Ketelanjangan kaki kita tidak membuat jiwa kita telanjang, kita hanya berusaha menjadi merah muda berbalut hijau".
Kedua sosok kembali berjalan, berbelok dan menghilang. Di ikuti seekor anjing kudisan. Darah merembes disela-sela jari, gatalnya kutu air tak terasa, sedang gatalnya mulut semakin menggila. Di ikuti anjing pula.
Setiap sepuluh langkah mereka bertemu manusia kardus. tidak berjalan seperti mereka. Setidaknya belum. Manusia kardus mencoba berjalan lima langkah, berusaha mengikuti si Bangsat dan Warna Hari. Namun suara terompet senantiasa menghalau. Bukan terompet tanda kiamat, tapi memang kiamat yang tidak di tandai terjadi selalu untuk manusia kardus. Tubuh ideal mereka kini menjadi kotak, sekotak kardus. Sedang kulit mereka tidak seterang kardus. Hitam kusam, mata berair, hanya kenyang ketika yang dirayakan tiba.
.....bersambung
Selengkapnya...