Sabtu, 10 Januari 2009

Si Bangsat & Warna Hari [2]

Yang Dirayakan Hampir Tiba

Si Bangsat berjalan dibelakang Warna Hari, tidak seperti biasanya yang selalu berdampingan. "Woi kampret jangan cepet-cepet jalannya, kaki gw masih sakit".
Warna Hari diam saja, terus berjalan menyusuri lorong tempat manusia kardus hidup. Lorong itu kini nampak lebih semarak dari biasanya dengan umbul-umbul, bendera warna-warni, simbol-simbol hingga poster-poster wajah. Maklumlah karena yang dirayakan hampir tiba, maka lorong itu menjadi ada.



"Hoi Bangsat, cepetan dikit sih jalannya."
"Sabar kenapa."
"Ntar kita cuman dapat sisa aja."
"Halah biasanya juga cuman makan dari sisa-sisa sampah aja."
"Tai lo!"
"Lo itu yang tai!"

Mereka berdua terus berjalan, tak mereka pedulikan senyum-senyum palsu dari poster-poster yang dipasang di sudut-sudut gang. Senyuman yang lebih mirip seringai Dracula.
"Ah ganggu pemandangan aja nih poster, pada sok kecakepan".
"Udahlah Bangsat, ntar kita juga dapet duit dari orang-orang yang di poster itu."
"Yah apa gunanya dapet duit, kaos trus nasi bungkus kalo cuma 5 tahun sekali."
"Ah tau lah."

Mereka terus berjalan, poster-poster senyum palsu tetap diam. Bumbu-bumbu janji, slogan perubahan, visi misi dan tetek bengek lainnya tak membuat mereka menoleh. Poster-poster itu tetap saja diam, bersaing dengan iklan-iklan murahan, iklan aborsi, sedot WC, hingga berhimpitan dengan vandalisme bocah-bocah.

Suara biduan dangdut mengalun dari sound system yang sember, manusia-manusia kardus asik bergoyang di tanah lapang ujung gang pinggir jalan besar. Mereka bergoyang mengikuti nyanyian sang biduan seksi berbalut busana murahan. Terkadang deru kendaraan berat yang lalu lalang menenggelamkan suara sang biduan, namun manusia-manusia kardus terus bergoyang. Mereka terlihat mengenakan kaos yang sama dengan gambar dan nomor yang sama. Melupakan sejenak beban hidup meski tak tahu mereka sedang diapakan oleh tangan-tangan tak terlihat.

Akhirnya si Bangsat dan Warna Hari sampai juga di tanah lapang itu. Mereka ikut bergoyang, tak peduli dengan poster, umbul-umbul, bendera, slogan-slogan tai dan janji-janji busuk.

Tidak ada komentar: